Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global
Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang
dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin
(1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index
(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia
di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai
0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah
0,80.
Angka partisipasi
pendidikan dasar,
Angka melek huruf
pada usia 15 tahun ke atas,
Angka partisipasi
menurut kesetaraan jender,
Angka bertahan
siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi
terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD.
Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar
yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Di Tingkat Asia
Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam
yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian
tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia
berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium
seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh
lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Finlandia Terbaik Dunia
Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia.
Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia
dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes
PISA. Amerika Serikat dan Eropa, seluruh
dunia gempar.
Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi
maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu
sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam
belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita
dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).
Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan
lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi
kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku
teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan
dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.
Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas
siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru
yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas.
Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur.
Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation
Examination untuk masuk PT. Sekolah
swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.
Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia
disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak
terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya
merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia. Finlandia
University
Membanding Sistem Indonesia dengan Finlandia
Ada yang berpendapat,
keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena
negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa, penduduknya homogen, dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun.
Sebaliknya, penduduk Indonesia lebih
dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan
latar belakang sosial. Indonesia baru
merdeka 66 tahun.
Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati
pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang, dan negara-negara lain dibandingkan dengan
negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh
melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA,
sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3.
Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan
keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil
bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia,
Norwegia, New Zealand tak bisa?
Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia
yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama
lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum
kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga
konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.
Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif,
suka coba-coba, dan sering berganti.
Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika
dibandingkan dengan Finlandia?
Pendidikan di
Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok,
ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional.
Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada
ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti
matriculation examination untuk masuk PT.
KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan
masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic
promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal
sehingga semua naik kelas.
Pemberian tugas
Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk mendisiplikan
siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi
maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
Kualifikasi guru
SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru tamatan
S2.
Indonesia masih
menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia
the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.
Indonesi masih
sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan
memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia
para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode
serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.
Jarang sekali guru
di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan
(learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi
metode belajar mengajar satu arah seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia
terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui
implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.
Di Indonesia
dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas
reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas
bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan
sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar
internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang
dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan
pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan
sekolah negeri.
Finlandia
pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan
ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja
lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman
kultural.
Jumlah hari
Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara
yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di
dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari
dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di
Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak
makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin
pintar. Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa
liburan sehingga sekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.
Hal-hal yang
mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia sebagai berikut ini:
Setiap anak
diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap
minggu.
Sistem
pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
Wajib belajar
diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.
Selama masa
pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya
mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah
terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa
tersebut serta kepada mereka diberikan les privat.
Setiap guru wajib
membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
Ada perhatian yang
khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka,
menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun
adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun.
Orang tua bebas
memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat
sangat kecil.
Semua fasilitas belajar-mengajar
dibayar serta disiapkan oleh negara.
Negara membayar
biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan studinya
hingga tingkat universitas.
Baik miskin maupun
kaya semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih
cita-citanya karena semua ditanggung oleh negara
Pemerintah tidak
segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
Makan-minum di
sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh
pemerintah.
Biaya pendidkan
datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.
Mengenai para
prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro
per bulan setara 42 juta rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi
seorang profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya untuk
menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada sekolah dasar
atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.
Kualitas Guru Finlandia
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik
dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat
dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah
terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah
pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih
ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!
Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi
siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia
justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar
siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa
untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga
kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan
memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan,
pokoknya yang penting nilai kita bagus… ahdudududu… *_*
Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui
kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke
perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan
sejakPra-TK!!! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan
mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Semua siswa di bimbing menjadi pribadi yang mandiri, mencari
informasi secara independent. Karena dengan adanya banyak pen-dekte-an membuat
para siswa akan merasa tertekan dan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Bagaimana dengan siswa yang kurang cepat tanggap ? Mereka
akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif. Inilah yang membuat Finlandia
berhasil menyandang gelar Negara dengan pendidikan paling berkualitas di dunia.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia
sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan
merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda
kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas
menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi
setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya:
Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb.
Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang
penting mereka berusaha. Hmmm… sangat tercermin kalau guru di sana tidak
menuntut anak didiknya untuk mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para
guru Finlandia menghargai setiap usaha dari siswanya.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa
mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal
tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat
mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka
hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak
dengan siswa lainnya.
Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya
masing-masing. Adanya ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada
segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Ternyata, negara yang tak diunggulkan bisa menjadi yang
terbaik di dunia, tentu semua itu karena adanya kemauan & usaha yang keras
serta kesolid-an dari berbagai pihak. Tidak ada kemustahilan di dunia ini,
Negara kita tercinta Indonesia Raya ini bisa mencontoh sistem pendidikan dari
Finlandia.
0 komentar:
Posting Komentar